Tak ada yang abadi
gadis berambut sebahu tersebut turun dari lantai 2 tempat kamarnya berada melalui tangga yang menghubungkan antara lantai dasar dan lantai 2 tempat kamarnya berada. Ia menduduki kursi yang terbuat dari kayu jati dan bersiap untuk makan. Ressa, mama dan papanya makan bertiga tanpa adek dan kakak laki-laki nya.
*****
Ya, ressa punya adek dan kakak laki-laki, tapi dikarenakan adeknya saat itu ujian, jadi adeknya memilih melanjutkan tidur dan mintak dibangunkan oleh mamanya pada jam 9. Sedangkan kakaknya, juga masih tertidur di lantai 3 bersama teman-temannya. Kakaknya selalu membawa temannya untuk menginap di rumah. Oleh karena itu, ressa juga dekat dengan teman kakaknya. Begitu juga dengan teman adiknya.
Namun adiknya, latif dilarang keras orangtuanya untuk mengajak temannya menginap di rumah, kecuali kalau esok harinya hari minggu atau tanggal merah. Kalau latif mengajak temannya nginap, dia nggak akan tidur semalaman karena begadang main play station. Ressa juga sering membawa temannya untuk menginap di rumah dengan pengawasan orang tuanya.
Selesai makan, Ressa dan papanya pamit mau berangkat ke tujuan masing-masing kepada mama, tentunya ke tujuan masing-masing, dengan Ressa diantar oleh papanya.
Ressa tergolong anak yang manja, maklum orang tuanya memanjakannya. Dikarenakan dia adalah anak perempuan satu-satunya, ditambah fisiknya yang sedikit lemah dan mudah sakit. Ayahnya selalu berlebihan jika itu menyangkut pendidikan dan kesehatan.
Gadis dengan rambut sebahu itu selalu meresa terkekang oleh orang tuanya yang memberikan aturan yang harus ditaatinya yaitu, pulang sekolah harus pulang, tidak boleh mampir ke rumah teman atau kemana saja tanpa seizin orang tuanya, tidak boleh bergaul dengan anak yang nakal, tidak boleh pacaran atau diboncengi oleh temannya. Semua peraturan itu dilanggar oleh ressa yang menyebabkan ia mendapat masalah dari kedua orangtuanya.
Masa-masa bersekolah di SMP dulu, ia jalani dengan sikap yang kurang baik, ia sering bertengkar dengan siswa lain dan menyebabkan orang tuanya dipanggil oleh guru BK. Ia kesal dengan sikap orang tuanya, dikarenakan selalu memaksa dirinya. Ya, dulu ia bersekolah di SMP 7, lalu dipindahkan oleh ayahnya ke SMP 1. Tak ada hari tanpa ceramah dari orang tuanya, baik pagi maupun malam hari. Ia melampiaskan semua kekesalannya dengan sikap yang kurang baik..
Masa SMP dilaluinya dengan buruk dan menghasilkan nilai yang buruk. Saat memasuki SMA, iya meminta untuk dipindahkan oleh ayahnya ke SMA lain, tapi ayahnya menolak karena sudah berkali-kali dikecewakan oleh ressa. Ressa menjalani sekolah dengan santai, meski saat itu ia sudah berubah lebih baik. Di pertengahan semester ganjil kelas 10, Ayah ressa masuk rumah sakit karena stroke. Saat itu ressa bertekad untuk rajin belajar dan membanggakan kedua orangtuanya.
Ayahnya mengalami kelumpuhan, usaha ayahnya pun mengalami kebangkrutan dan keluarga mereka memiliki banyak hutang semenjak ayahnya sakit. Semua aset dijual, baik kendaraan , lukisan dan tanah, demi pengobatan ayahnya.Namun ayahnya tak kunjung sembuh. Rumah pun sudah dijual, ressa dan keluarganya pindah ke rumah yang jauh lebih kecil. Ibunya lah yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tak jarang, ibunya berhutang oada tetangga demi pemenuhan kebutuhan keluarga.
Ressa serius untuk bersekolah dan ingin membanggakan ayahnya. Ressa menjadi siswa berprestasi, dan membuat orang tuanya bangga. Tak jarang, ressa merasa sedih dengan kondisi keuangan keluarga yang buruk, sampai-sampai semua tabungannya habis terkuras untuk membantu keluarga, begitu pun semua perhiasan yang diberikan ayahnya padanya saat juara di SD dulu.
Kini ressa sudah berada di kelas 12, dengan kondisi keuangan keluarga yang masih sama. Ressa menjalani kehidupan di SMA dengan sangat tegar, berbekal keinginan untuk membuat orang tuanya bangga. Ressa yang dulunya manja sekarang berubah jadi gadis yang kuat dan tegar. Berbekal uang jajan 15.000, ia bersekolah dengan biaya ongkos 8000 pulang pergi sekolah dan sisanya ia harus pandai-pandai untuk mengatur keuangan agar semua biaya yang diperlukan untuk pendidikan tidak terlalu membebani orang tuanya.
Ressa sadar akan nasihat orang tuanya,yang menyuruhnya untuk berhemat. Temannya pun menyuruhnya untuk berhemat dulunya. Namun ia tak menanggapi hal itu, dan terjadilah penyesalan karena tidak mendengar perkataan orang disekitarnya. Sekarang mau tidak mau ia harus berhemat dan menyelesaikan pendidikannya di SMA.
Ressa sering menangis diam-diam di kamarnya, melihat sepatu untuk berangkt ke sekolah sedah tak layak di pakai. Sepatu itu sudah oa pakai hampir 3 tahun, oleh karena itu sepatu itu sudah tak layak pakai. Di musim hujan, ressa ke sekolah menggunakan sendal dan mengganti sepatu saat di sekolah.
Ibunya dan ayahnya selaku mencemaskan biaya yang akan dikeluarkan jika ressa kuliah nanti. Ibunya khawatir tidak bisa memenuhi keinginannya untuk berkuliah. Tak jarang, ibunya sering mengeluh dengan kondisi yang ada, yang menyebabkan ressa ingin berhenti sekolah dan ingin mencari kerja karena tak kuasa melihat kehidupan keluarganya yang berubah. Kebutuhan pendidikan nya yang mengeluarkan biaya demi biaya, membuatnya putus asa dan ingin berhenti karena tak ingin mentusahkan keluarga.
Berbagai pihak dan tetangga meremehkan impiannya untuk kuliah, namun ayahnya memotivasinya untuk terus berjuang dan tidak mendengarkan kata orang lain. Ayahnya sering menasehatinya bahwa dengan kemelaratan, kemiskinan dan kesusahan ini lah ia akan menjadi sukses nantinya.
Perjuangan yang luar biasa dari resaa, memulai hidup yang baru dengan lebih baik meskipun kondisi finansial keluarga tidak mendukung , cibiran dari tetangga, biaya dan perlengkapan sekolah yang tak layak pakai sampai dengan uang jajan yang harus dihemat. Ressa akan berjuang untuk meraih cita-citanya dan membanggakan kedua orangtuanya.
gadis berambut sebahu tersebut turun dari lantai 2 tempat kamarnya berada melalui tangga yang menghubungkan antara lantai dasar dan lantai 2 tempat kamarnya berada. Ia menduduki kursi yang terbuat dari kayu jati dan bersiap untuk makan. Ressa, mama dan papanya makan bertiga tanpa adek dan kakak laki-laki nya.
*****
Ya, ressa punya adek dan kakak laki-laki, tapi dikarenakan adeknya saat itu ujian, jadi adeknya memilih melanjutkan tidur dan mintak dibangunkan oleh mamanya pada jam 9. Sedangkan kakaknya, juga masih tertidur di lantai 3 bersama teman-temannya. Kakaknya selalu membawa temannya untuk menginap di rumah. Oleh karena itu, ressa juga dekat dengan teman kakaknya. Begitu juga dengan teman adiknya.
Namun adiknya, latif dilarang keras orangtuanya untuk mengajak temannya menginap di rumah, kecuali kalau esok harinya hari minggu atau tanggal merah. Kalau latif mengajak temannya nginap, dia nggak akan tidur semalaman karena begadang main play station. Ressa juga sering membawa temannya untuk menginap di rumah dengan pengawasan orang tuanya.
Selesai makan, Ressa dan papanya pamit mau berangkat ke tujuan masing-masing kepada mama, tentunya ke tujuan masing-masing, dengan Ressa diantar oleh papanya.
Ressa tergolong anak yang manja, maklum orang tuanya memanjakannya. Dikarenakan dia adalah anak perempuan satu-satunya, ditambah fisiknya yang sedikit lemah dan mudah sakit. Ayahnya selalu berlebihan jika itu menyangkut pendidikan dan kesehatan.
Gadis dengan rambut sebahu itu selalu meresa terkekang oleh orang tuanya yang memberikan aturan yang harus ditaatinya yaitu, pulang sekolah harus pulang, tidak boleh mampir ke rumah teman atau kemana saja tanpa seizin orang tuanya, tidak boleh bergaul dengan anak yang nakal, tidak boleh pacaran atau diboncengi oleh temannya. Semua peraturan itu dilanggar oleh ressa yang menyebabkan ia mendapat masalah dari kedua orangtuanya.
Masa-masa bersekolah di SMP dulu, ia jalani dengan sikap yang kurang baik, ia sering bertengkar dengan siswa lain dan menyebabkan orang tuanya dipanggil oleh guru BK. Ia kesal dengan sikap orang tuanya, dikarenakan selalu memaksa dirinya. Ya, dulu ia bersekolah di SMP 7, lalu dipindahkan oleh ayahnya ke SMP 1. Tak ada hari tanpa ceramah dari orang tuanya, baik pagi maupun malam hari. Ia melampiaskan semua kekesalannya dengan sikap yang kurang baik..
Masa SMP dilaluinya dengan buruk dan menghasilkan nilai yang buruk. Saat memasuki SMA, iya meminta untuk dipindahkan oleh ayahnya ke SMA lain, tapi ayahnya menolak karena sudah berkali-kali dikecewakan oleh ressa. Ressa menjalani sekolah dengan santai, meski saat itu ia sudah berubah lebih baik. Di pertengahan semester ganjil kelas 10, Ayah ressa masuk rumah sakit karena stroke. Saat itu ressa bertekad untuk rajin belajar dan membanggakan kedua orangtuanya.
Ayahnya mengalami kelumpuhan, usaha ayahnya pun mengalami kebangkrutan dan keluarga mereka memiliki banyak hutang semenjak ayahnya sakit. Semua aset dijual, baik kendaraan , lukisan dan tanah, demi pengobatan ayahnya.Namun ayahnya tak kunjung sembuh. Rumah pun sudah dijual, ressa dan keluarganya pindah ke rumah yang jauh lebih kecil. Ibunya lah yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tak jarang, ibunya berhutang oada tetangga demi pemenuhan kebutuhan keluarga.
Ressa serius untuk bersekolah dan ingin membanggakan ayahnya. Ressa menjadi siswa berprestasi, dan membuat orang tuanya bangga. Tak jarang, ressa merasa sedih dengan kondisi keuangan keluarga yang buruk, sampai-sampai semua tabungannya habis terkuras untuk membantu keluarga, begitu pun semua perhiasan yang diberikan ayahnya padanya saat juara di SD dulu.
Kini ressa sudah berada di kelas 12, dengan kondisi keuangan keluarga yang masih sama. Ressa menjalani kehidupan di SMA dengan sangat tegar, berbekal keinginan untuk membuat orang tuanya bangga. Ressa yang dulunya manja sekarang berubah jadi gadis yang kuat dan tegar. Berbekal uang jajan 15.000, ia bersekolah dengan biaya ongkos 8000 pulang pergi sekolah dan sisanya ia harus pandai-pandai untuk mengatur keuangan agar semua biaya yang diperlukan untuk pendidikan tidak terlalu membebani orang tuanya.
Ressa sadar akan nasihat orang tuanya,yang menyuruhnya untuk berhemat. Temannya pun menyuruhnya untuk berhemat dulunya. Namun ia tak menanggapi hal itu, dan terjadilah penyesalan karena tidak mendengar perkataan orang disekitarnya. Sekarang mau tidak mau ia harus berhemat dan menyelesaikan pendidikannya di SMA.
Ressa sering menangis diam-diam di kamarnya, melihat sepatu untuk berangkt ke sekolah sedah tak layak di pakai. Sepatu itu sudah oa pakai hampir 3 tahun, oleh karena itu sepatu itu sudah tak layak pakai. Di musim hujan, ressa ke sekolah menggunakan sendal dan mengganti sepatu saat di sekolah.
Ibunya dan ayahnya selaku mencemaskan biaya yang akan dikeluarkan jika ressa kuliah nanti. Ibunya khawatir tidak bisa memenuhi keinginannya untuk berkuliah. Tak jarang, ibunya sering mengeluh dengan kondisi yang ada, yang menyebabkan ressa ingin berhenti sekolah dan ingin mencari kerja karena tak kuasa melihat kehidupan keluarganya yang berubah. Kebutuhan pendidikan nya yang mengeluarkan biaya demi biaya, membuatnya putus asa dan ingin berhenti karena tak ingin mentusahkan keluarga.
Berbagai pihak dan tetangga meremehkan impiannya untuk kuliah, namun ayahnya memotivasinya untuk terus berjuang dan tidak mendengarkan kata orang lain. Ayahnya sering menasehatinya bahwa dengan kemelaratan, kemiskinan dan kesusahan ini lah ia akan menjadi sukses nantinya.
Perjuangan yang luar biasa dari resaa, memulai hidup yang baru dengan lebih baik meskipun kondisi finansial keluarga tidak mendukung , cibiran dari tetangga, biaya dan perlengkapan sekolah yang tak layak pakai sampai dengan uang jajan yang harus dihemat. Ressa akan berjuang untuk meraih cita-citanya dan membanggakan kedua orangtuanya.
Comments
Post a Comment