Contoh cerpen motivasi-tema Pendidikan-Pembinaan Karakter
Proses Pencarian Jati Diri
"Gimana hasil ujian kamu hari ini ran?"Sergah ayahnya saat ia mau masuk ke kamar tanpa salam.
"Baik kok." Jawab rani saat mau masuk ke kamar menaruh tas sekolah yang baru disandangnya dari sekolah ke rumah.
Rani lalu memberikan kertas yang berisi nilai-nilainya itu pada ayahnya.
"Nilai yang bagus,tapi apakah nilai ini murni hasil pemikiranmu?"
Mendengar pertanyaan yang selalu diucapkan ayahnya saat melihat rafornya,rani kesal.
"Dari dulu yang ayah tanyakan cuman itu.Meskipun nilai itu bukan berasal dari otakku semua,yang jelas nilaiku bagus,dan aku tidak akan remedi karena ini."
"Dengar nilai itu tidak penting,yang penting adalah proses yang kamu lalui untuk mencapai hasil tersebut."jawab ayahnya
Rani kesal dan lari ke kamar.Dia tidak memikirkan apa yang ayahnya katakan,karna hal itu sudah terjadi bertahun-tahun.
***
Suatu hari di sekolah saat ulangan
"Duh,gimana ni,aku belum belajar lagi."Keluh rani pada diri sendiri saat teringat bahwa hari itu ulangan geografi.
"Fan,ada belajar gak buat ulangan?"Tanya rani pada teman di sebelahnya, Fanny,meskipun gak ada untungnya nanya kayak gitu,mungkin udah kebiasaan dari dulu.
"Gak,kamaren dari pulang sekolah aku main mobile legend sama teman-teman sampai larut malam,jadi nggak belajar deh,"jawab fanny dengan polosnya karena baru mengenal game itu,dan lagi ketagihan main game.
"Mobile legend aja terus,ntar kamu bisa tinggal kelas lo,meskipun juara kelas."arin ikut menimpali.
"tau ni,dia semenjak main game jadi pemalas,"timpal abrar.
saat mereka sedang membicarakan fanny dengan hobi barunya, tiba-tiba buk fatma datang,dan langsung menyuruh para siswa mengeluarkan kertas.semua siswa menurut dan mengeluarkan pulpen dan pena.
***
Rani gelisah karena hanya bisa menjawab 2 soal dari 10 soal yang diberikan.ia bingung,apakah ia harus mencotek,melihat jimat atau tetap dengan prinsip baru yang ditanamkan ayahnya padanya bahwa jujur itu adalah segalanya.Pikiran mengenai pilihan yang akan ia ambil.Semua siswa grasak grusuk mencari teman yang mau memberi contekan.
Semua berkecamuk di pikiran rani,termasuk kalimat ayahnya,dan akhirnya sebuah ia menentukan pilihan,bahwa ia akan memegang prinsip kejujuran yang sudah ditanamkan ayahnya,dan berfir,tidak ada gunanya nilai tinggi dengan cara curang,ilmunya juga nggak bermanfaat.Toh,bugguru masih ngasih kesempatan buat remedi.Nilai tinggi dengan hasil curang juga nggak akan bisa di banggain,jadi,buat apa.
"Bu,saya nggak tau lagi bu,otak saya idah buntu,nggak bisa mikir lagi."Jujur rani pada gurunya.
"Ya sudah,sini,kumpulkan lembar jawabannya."Saut bu fatma.
"Wii,hebat,rani udah ngumpul duluan"sergah arman saat melihat rani membereskan alat tulis di meja.
"ntar bener 1 lagi gimana??"Ledek salman.
"Biarin,lagian aku pantas kok dapetinnya,soalnya kemaren nggak belajar,dan kemampuan ku cuman segitu,nggak bisa dipaksain."bela rani.
"Sok suci banget sih"lanjut siswa lain.
Rani merasa kesal karena teman-teman yang curang,nilai ujiannya selalu tinggi.sedangkan dia?nilai bagus kalau sempat belajar.tapi kalo nggak??ya cuman segitu.
Lagian menurutnya,sekolah itu untuk mencari ilmu,menambah pengetahuan,dan belajar dari yang nggak tau apa-apa sampai tau segalanya.Bukannya tempat mengutamakan nilai.Baginya nilai bukan apa-apa.Meski kesal dengan kelakuan temannya,tapi ia selalu menekankan pada diri dan fikirannya bahwa nilai bukan segalanya.nilai bukan penentu kesuksesan,walaupun dengan nilai yang bagus,bisa membuat ia terhindar dari remedi,dan tuntutan belajar yang rajin dari orang tuanya,tapi dia tidak ingin membanggakan kepada orang tuanya nilai yang bukan ia peroleh murni.
Teman-temannya saat ini dari depan mendukungnya.Tapi fari brlakang,mereka selalu membicarakan rani.Dia sadar,walaupun sekarang hanya masuk ranking 3 besar,sudah sangat membuatnya sedih dan kecewa,tapi ia berusaha untuk tidak goyah.Begitulah gejolak yang dialami rani dengan dirinya.
Semoga Rani tetap memegang teguh keyakinannya,dan mencapai hasil yang baik suatu saat nanti.amiiin.
***
sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu,memahami,dan mengamalkan ilmu yang diterima.tak penting nilai yang tinggi bila didapat dengan curang dan kita sendiri tidak memahami ilmu itu.kjujuran nomor 1.sekolah adalah tempat belajar dari yang tidak tau menjadi tau.semua butuh proses.jalani proses dengan baik,walaupun lambat.percayalah kalau proses itu akan berguna suatu saat nanti.
Rani sudah berhasil menemukan jati dirinya yang sebenarnya,ang ia dapat dari keluarga dan pendidikan yang diterimanya dari sekolah.lebih baik menjadi diri sendiri, melakukan semua dengan jujur,selalu mencoba menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
"Gimana hasil ujian kamu hari ini ran?"Sergah ayahnya saat ia mau masuk ke kamar tanpa salam.
"Baik kok." Jawab rani saat mau masuk ke kamar menaruh tas sekolah yang baru disandangnya dari sekolah ke rumah.
Rani lalu memberikan kertas yang berisi nilai-nilainya itu pada ayahnya.
"Nilai yang bagus,tapi apakah nilai ini murni hasil pemikiranmu?"
Mendengar pertanyaan yang selalu diucapkan ayahnya saat melihat rafornya,rani kesal.
"Dari dulu yang ayah tanyakan cuman itu.Meskipun nilai itu bukan berasal dari otakku semua,yang jelas nilaiku bagus,dan aku tidak akan remedi karena ini."
"Dengar nilai itu tidak penting,yang penting adalah proses yang kamu lalui untuk mencapai hasil tersebut."jawab ayahnya
Rani kesal dan lari ke kamar.Dia tidak memikirkan apa yang ayahnya katakan,karna hal itu sudah terjadi bertahun-tahun.
***
Suatu hari di sekolah saat ulangan
"Duh,gimana ni,aku belum belajar lagi."Keluh rani pada diri sendiri saat teringat bahwa hari itu ulangan geografi.
"Fan,ada belajar gak buat ulangan?"Tanya rani pada teman di sebelahnya, Fanny,meskipun gak ada untungnya nanya kayak gitu,mungkin udah kebiasaan dari dulu.
"Gak,kamaren dari pulang sekolah aku main mobile legend sama teman-teman sampai larut malam,jadi nggak belajar deh,"jawab fanny dengan polosnya karena baru mengenal game itu,dan lagi ketagihan main game.
"Mobile legend aja terus,ntar kamu bisa tinggal kelas lo,meskipun juara kelas."arin ikut menimpali.
"tau ni,dia semenjak main game jadi pemalas,"timpal abrar.
saat mereka sedang membicarakan fanny dengan hobi barunya, tiba-tiba buk fatma datang,dan langsung menyuruh para siswa mengeluarkan kertas.semua siswa menurut dan mengeluarkan pulpen dan pena.
***
Rani gelisah karena hanya bisa menjawab 2 soal dari 10 soal yang diberikan.ia bingung,apakah ia harus mencotek,melihat jimat atau tetap dengan prinsip baru yang ditanamkan ayahnya padanya bahwa jujur itu adalah segalanya.Pikiran mengenai pilihan yang akan ia ambil.Semua siswa grasak grusuk mencari teman yang mau memberi contekan.
Semua berkecamuk di pikiran rani,termasuk kalimat ayahnya,dan akhirnya sebuah ia menentukan pilihan,bahwa ia akan memegang prinsip kejujuran yang sudah ditanamkan ayahnya,dan berfir,tidak ada gunanya nilai tinggi dengan cara curang,ilmunya juga nggak bermanfaat.Toh,bugguru masih ngasih kesempatan buat remedi.Nilai tinggi dengan hasil curang juga nggak akan bisa di banggain,jadi,buat apa.
"Bu,saya nggak tau lagi bu,otak saya idah buntu,nggak bisa mikir lagi."Jujur rani pada gurunya.
"Ya sudah,sini,kumpulkan lembar jawabannya."Saut bu fatma.
"Wii,hebat,rani udah ngumpul duluan"sergah arman saat melihat rani membereskan alat tulis di meja.
"ntar bener 1 lagi gimana??"Ledek salman.
"Biarin,lagian aku pantas kok dapetinnya,soalnya kemaren nggak belajar,dan kemampuan ku cuman segitu,nggak bisa dipaksain."bela rani.
"Sok suci banget sih"lanjut siswa lain.
Rani merasa kesal karena teman-teman yang curang,nilai ujiannya selalu tinggi.sedangkan dia?nilai bagus kalau sempat belajar.tapi kalo nggak??ya cuman segitu.
Lagian menurutnya,sekolah itu untuk mencari ilmu,menambah pengetahuan,dan belajar dari yang nggak tau apa-apa sampai tau segalanya.Bukannya tempat mengutamakan nilai.Baginya nilai bukan apa-apa.Meski kesal dengan kelakuan temannya,tapi ia selalu menekankan pada diri dan fikirannya bahwa nilai bukan segalanya.nilai bukan penentu kesuksesan,walaupun dengan nilai yang bagus,bisa membuat ia terhindar dari remedi,dan tuntutan belajar yang rajin dari orang tuanya,tapi dia tidak ingin membanggakan kepada orang tuanya nilai yang bukan ia peroleh murni.
Teman-temannya saat ini dari depan mendukungnya.Tapi fari brlakang,mereka selalu membicarakan rani.Dia sadar,walaupun sekarang hanya masuk ranking 3 besar,sudah sangat membuatnya sedih dan kecewa,tapi ia berusaha untuk tidak goyah.Begitulah gejolak yang dialami rani dengan dirinya.
Semoga Rani tetap memegang teguh keyakinannya,dan mencapai hasil yang baik suatu saat nanti.amiiin.
***
sekolah adalah tempat untuk menimba ilmu,memahami,dan mengamalkan ilmu yang diterima.tak penting nilai yang tinggi bila didapat dengan curang dan kita sendiri tidak memahami ilmu itu.kjujuran nomor 1.sekolah adalah tempat belajar dari yang tidak tau menjadi tau.semua butuh proses.jalani proses dengan baik,walaupun lambat.percayalah kalau proses itu akan berguna suatu saat nanti.
Rani sudah berhasil menemukan jati dirinya yang sebenarnya,ang ia dapat dari keluarga dan pendidikan yang diterimanya dari sekolah.lebih baik menjadi diri sendiri, melakukan semua dengan jujur,selalu mencoba menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Comments
Post a Comment