cerpen remaja

 Sepasang Sahabat yang Tak bisa Bersatu

"Fer,kok kamu tadi nggak sekolah??"tanya febri yang masuk ke kamar fera.
"Males."Jawab fera denga suara yang kurang enak di dengar.
"Kenapa??ada masalah apa???" tanya febri dengan nada perhatian.
"Nggak kenapa-napa,aku cuman lagi males aja."jawabnya tanpa melirik febri.
"Kamu ada masalah?? kalau ada masalah cerita dong ke aku,aku siap dengerin cerita kamu kok."

Mendengar itu,fera duduk dari posisi tidurnya,lalu cerita ke febri bahwa riski memutuskan hubungan mereka sepeihak.
"Aku putus,sama riski."dengan nada sedih.
"kenapa??"
"katanya dia nggak suka aku terlalu dekat sama kamu,"
"kenapa nggak di jelasin aja kalau kita cuman temenan??"
"Udah,tapi dianya nggak mau dengar."
"trus kamu mau ngejauh gitu dari aku??"tanya febri dengan nada serius.
"Ya nggak lah,"
"Berarti kamu lepasin dia demi aku??"tanya febri dengan nada menggoda.
"nggak jugaa tuh."
"Kalau gitu kenapa kita nggak jaga jarak aja, beberapa waktu,nanti kalau keadaan udah stabil,kita bisa temenan kayak dulu lagi kan?"jawab febri dengan nada perhatian.
"Ya mana bisa begitu,kalau kamu ngejauh,trus yang bikinin aku makanan pas aku sakit siapa??"jawab fera dengan polosnya.
"Dasarr."jawab febri sambil mengacak-acak rambut fera.

"Belum siap-siap?? kemaren katanya mau ikut aku ke toko buku,gimana sih??"tanya iqbal,kakak fera yang masuk ke kamarnya,memberitahu tentang janji mereka yang mau pergi ke perpustakaan.
"Eh,iyaa.aku lupaa.kalau gitu aku siap-siap dulu ya kak,"jawab fera.
"aku juga kak,kalau gitu aku pulang dulu yaa."jawab febri.


*****

Mereka pergi bersama ke toko buku yang letaknya tak jauh dari rumah mereka.sesampainya di sana,mereka bertiga berpisah,karena buku yang ingin di cari pun berbeda-beda.iqbal ke lantai 3 mencari buku tentang politik, fera di lantai 2,mencari buku diary dan novel,sedangkan febri ke lantai dasar,mencari komik keluaran baru.

Selesai mencari buku,mereka makan bersama,lalu pulang . Fera sangat dekat dengan febri tetangganya plus sahabat masa kecinya.Begitu juga dengan iqbal,kakaknyaMereka bertiga sangat dekat.Febri selalu menasehati fera,membantu fera dan membuatkan mie di rumahnya untuk fera,karena fera dilarang keras makan mi oleh kakaknya.Hubungan mereka sangat unik

Fera lebih terbuka mengenai hubungannya dengan febri,febri selalu memberikan solusi pada fera.Tak ada perasaan lebih dari sahabat diantara mereka.mereka layaknya saudara kandung.Fera selalu mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya febri.Selalu terbuka,apapun itu.Baik masalah dengan kakanya iqbal, masalah nilai,atau masalah dengan mantan pacarnya.

Febri,bisa dikatakan bahwa ia sedikit tertutup dari fera,febri juga jarang cerita ke fera,apapun itu.Meski begitu,hubungan mereka tetap harmonis,sampai saat ini.

di tengah perjalanan pulang,Febri memegang dadanya,merasa kesakitan,dan terlihat pucat.Iqbal yang sudah tau mengenai penyakit febri,menancap gas menuju rumah.

"Kamu duluan masuk aja fer,kakak sama febri ada urusan."
"ooo,gituu,okay"fera turun darai mobil,dengan bahagia,karena baru saja membeli novel baru.
"Feb,sekarang kita ke rumah sakit yaa."ajak iqbal pada febri dan dijawab dengan anggukan kepala febri.


*****

Febri sudah diperiksa oleh dokter,dan dokter menyarankan agar ia mengurangi aktivitas nya.melihat kondisi febri semakin lemah, dokter menyarankan agar ia di rawat.iqbal pun menyanggupi nya.ia mengurus administrasi rumah sakit dan menunggui febri di rumah sakit.

Keesokan harinya,ia pulang ke rumah pagi-pagi agar fera tidak curiga.
Ia langsung berbaring di tempat tidurnya,mencoba untuk tidur.
"Kak,bangun kak,antarin aku sekolah dong,febri tadi tadi dihubungi nggak dijawab-jawab."pinta fera pada kakaknya.
"febri tadi malam ngasih tau ke kakak kalau dia hari ini nggak sekolah,soalnya dia mau ke luar kota,ketemu keluarganya."dusta kakaknya.
"kenapa dia nggak bilang sama aku kalau dia mau ke sana?kan aku mau nitip oleh-oleh.".
"ya,mana aku tau,keluar sana,"usir iqbal pada fera.
"Kok kakak gitu sih,"jawab fera dengan nada yang di buat sedih.
"Tadi katanya mau dianter,ya aku siap-siap dulu dong."jawab iqbal.
"okay kak,aku tunggu yaa "


****

Fera datang ke sekolah dengan wajah yang ceria,bahagia karena kakaknya mau mengantarnya ke sekolah,dan juga karena novel yang baru di belinya.
Tanpa tau bahwa febri tengah di rawat di rumah sakit.Tidak memikirkan mantannya lagi.karena setelah membaca beberapa lembar dari novel yang ia beli,ia terinspirasi untuk menjalani kehidupan dengan ikhlas.

*****

Kondisi kesehatan Febri semakin lama semakin parah, hal itu membuat Febri harus di rawat  2 minggu lagi di rumah sakit. Hubungan febri dan Fera tetap baik, karena fera selalu menghubunginya.

Namun, Febri mulai menjaga jarak dengan fera. Tentu saja itu membuat fera kecewa. Febri selalu menolak panggilan telepon dari fera, semua pesan-pesan fera hanya di baca. Fera meluapkan semua amarah nya pada febri melalui pesan teks. Namun tak sekali pun di balas febri lagi. Tentu fera marah, namun ia juga sangat merindukan sahabatnya itu. Pesan demi pesan pun selalu ia kirim pada Febri. Namun ya, tetap Febri tak membalas satu pun.

Hubungan mereka berakhir seperti itu tanpa fera tau keadaan febri yang sebenarnya.


*****


"Kak, temenin cari novel baru dong, ke gramed!" Ajak Fera pada kakak nya.
Namun kakaknya itu hanya diam membelakanginya sembari menangis.
Fera yang bingung tentu saja bertanya pada kakaknya itu .
" kak, kenapa?? ada apa??"
"Febri,, Febri raa," Jawab kakaknya.
"Kenapa?? bukannya dia lost contact ya sama kita?? Kakak nemuin kontak dia??"
tanya fera.
"Nggak ra, dia ..." kalimat iqbal terputus.
" Apaan sih, yang jelas dong ngomongnya kak." paksa fera.
" apaa???" balas fera. Fera sangat kaget mendengar hal tersebut dan tampa di komando, tetes demi tetes air mata basahi pipinya. Febri sudah tiada. Dan fera menyesal tlah marah padanya. Fera juga tau semua perasaan Febri padanya bukan sekedar sahabat, tapi lebih dari itu. Fera pun juga merasakan hal yang sama, namun ia memilih untuk diam. Karena takut akan merusak persahabatan mereka. Namun kali ini ia menyesal dengan keputusannya. Kalau saja Febri tau perasaan nya, kalau saja Febri memberi tahu nya penyakitnya. Tentu ia bisa memiliki waktu yang lebih untuk bisa bersama Febri. Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur.





Comments

Popular posts from this blog

contoh pidato "usaha,doa,tawakal,dan berpikiran positif"

Contoh cerpen motivasi belajar

cerpen sahabat hijrah