karakteristik individual- pengantar manajement
KARATKTERISTIK INDIVIDUAL
Dua karakteristik individual-nilai dan kepribadian-memainkan peran dalam membentuk apakah seseorang berprilaku secara etis. Ada dua variable kepribadian yang mempengaruihi tindakan seseorang menurut keyakinannya tentang apa yang benar dan yang salah :kekuatan ego dan lukus kendali. Kekuatan ego mengukur kekuatan keyakinan seseorang. Orang yang memiliki kekuaran ego tinggi lebih mungkin menolak rangsangan untuk nbertindak secara tidak etis, maka orang yang memiliki kekuatan ego tinggi sering lebih konsisten dalam penilaian dan tindakan moral mereka di bandingkan orang yang memilikin ego rendah.
Lokus kendali adalah tingkat dimana seseorang merasa yakin bahwa mereka bisa yang memandu dan mengandalkan standar internal mereka sendiri mengenai hal yang baik dan yang buruk untuk memandu prilaku mereka.
Variable struktural desain struktur organisasi dapat mempengaruhi perilakun etis kariawan. Struktur yang meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan aturan dan reguiasi mendorong prilaku etis. Sistem penilaian kinerja organisasi juga dapat mempengaruhi prilaku etis. Beberapa sistem hanya memfokuskan diri pada hasil. Sementara sistem lain mengevaluasi sarana dan hasil. Ketika karyawan hanya dievaluasi lain mengevaluasi sarana dan hasil. Hal yang berhubungan dengan sistem penilaian organisasi adalah bagaimana penghargaan dialokasikan. Banyaknya penghargaan atau hukuman itu bergantung pada hasil tujuan tertentu, semakin besar tekanan terhadap terhadap karyawan untuk melakukan apapun yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan ini, sampai pada titik mengkompromikan standar etika mereka.
Budaya organisasi nilai-nilai yang di bagi bersama bisa sangat berpengaruh, banyak organisasi yang menggunakan manajemen berbasis nilai, di mana nilai-nilai organisasi memandu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka, misalnya timberland, produsen pakaian merupakn contoh perusahaan yang menggunakan manajemen berbasis nilai. Di corning salah satu nilai inti yang memandu prilaku karyawan adalah integritas. Para karyawan di beri ekspetasi untuk bekerja dalam cara yang jujur,layak,dan adil.
Itulah sebabnya, manager organisasi memainkan peran penting dalam etika. Mereka bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang mendorong karyawan menerapkan budaya dan nilai-nilai yang diinginkan ketika mereka melakukan pekerjaan mereka. Bahkan riset memperlihatkan bahwa prilakub menejer paling memengaruhi keputusan seseorang untuk bertindak secara etis dan tidak etis.
Intensitas masalah, ada 6 penting suatu masalah etika bagi seseorang besarnya kerusakan yang ditimbulkan, konsensus kesalahan, probalitas kerusakan,kesegeraan konsekkuensi , kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi pengaruh.
Faktor ini menunjukan bahwa:
Semakin besar jumlah orang yang di rugikan
Semakin besar konsensus bahwa tindakan itu salah
Semakin besar kemungkinan tindakan itu merugikan
Semakin cepat konsekuensi tindakan akan di rasakan
Semakin dekat perasaan seseorang pada korban
ETIKA DALAM KONTEKS INTERNASIONAL
Penting bagi manajer perorangan yang bekerja di negara asing untuk mengenali pengaruh sosial, budaya, dan politik tentang prilaku apa yang di anggap benar dan dapat di terima. Bisnis intenasional harus mengklarifikasi panduan etika mereka sehingga mereka tahu apa yang di harapkan dari mereka ketika mereka bekerja di tempat asing yang menambah di mensi lain dalam penilaian etika.
Panduan lain untuk berprilaku etis dalanm bisnis interrnasional adalah global compact, yaitu dokumen yang di ciptakan oleh PBB yang merupakan garis besar prinsip pelaksanaan bisnis secara global di bidang ham, tenaga kerja, serta lingkungan dan anti korupsi. Tujuan compact adalah ekonomi global yang lebih berkelanjutan dari inklusi. Organisasi yang membuat kopmitmen ini melakukannya karena mereka yakin bahwa komunitas bisnis dunia memainkan peran penting dalam meninhkatkan kondisi ekonomi dan sosial.
MENDORONG PRILAKU ETIS
Manajer dapat melakukan banyak hal yang bisa mendorong prilaku etis-menerima karyawan dengna standar etika tinggi,membuat kode etik,memimpin dengan memberi teladan, namun program etika yang komprehensif berpotensi meningkatkan iklim etika di organisasi. Variable kuncinya bagaimanapun juga adalah berpotensi. Program etika mereka tidak menghentikan para menejer yang secara ilegal mencoba mengumpulkan pembayaran dari pemilik akun tagihan yang bangkrut atau secara rutin menipu para pelanggan layanan pusat otomotif yang membuat mereka berfikir bahwa mereka membutuhkan perbaikan yang tidak perlu.
SELEKSI KARYAWAN
Proses seleksi (wawancara, tes, pengecekan latar belakang, dan yang lainnya) harus di pandang sebagai kesempatan untuk mempelajari tingkat perkembangan moral, nilai pribadi, kekuatan ego. Bahwan dalam kmondisi terbaik individu dengan standar benar yang di pertanyan dapat di terima.
KODE ETIK DAN PERATURAN KEP[UTUSAN
Mantan CEO meyakinui kekuatan kode etik. UTC mempunyai satu kode etik, karna itu UTC memiliki satu kode etik yang cukup eksplit dan rinci. Karyawan mengetahui ekspetasi prilaku, terutama bila berhubungan dengan etika UBS AG, bank swiss terkenal itu juga memiliki tata tertib karyawan yang eksplisi yang melarang staff membatu klien untuk berbuat curang dalam pajak mereka.
kode etik seharyusnya harus cukup spesifik untuk menunjukkan kepasa karyawan tentang semangat bahwa mereka harus melakukan hal yang benar, tetapi cukup longgar untuk memungkinkan kebebasan penilaian
KEPEMIMPINAN MANAJEMEN TINGKAT ATAS
Melakukan bisnis secara beretika membutuhkan komitmen dari para menejer tingkat atas karena merekalah yang berdiri menyanggu nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa budaya. Mereka adalah tokoh panutan dalam hal kata-kata dan tingkah laku walaupun apa yang mereka lakukan jauh lebih penting dari apa yang mereka katakan. Menejer tingkat atas juga memberi dorongan dengan praktik penghargaan dan hukuman bagi mereka.
TUJUAN PEKERJAAN DAN PENILAIAN KINERJA
Di bawah tekanan tujuan yang tidak realitis, karyawan yang seharusnya mempunyai etika mungkin merasa bahwa mereka tidak mempunyai pilihan kecuali melakukan apa yang di perlukan untuk memenuhi tujuan tersebut. Selain itu pencapaian tujuan biasanya merupakan hal penting dalam penilaiian kinerja. Bila penilaian kinerja berfokus hanya pada tujuan ekonomi, hasil akhir akan mulai membenmarkan caranya.contoh peninjauan tahunan karyawan oleh manager mungkin memasukkan evaluasipoin per poin tentang bagaimana keputusan mereka di ukur terhadap kode etik perusahaa sebagaimana halnya tujuan terpenuhi.
PELATIHAN ETIKA
Semakin bnyak organisasi seminar, lokalkarya, dan program pelatiham etika sejenisnya untuk mendorong pelatihan etika sejenis untuk mndorongnprilakun etis. Pelatihan seperti itu bukannya tanpa kontroversi, kekhawatiran utamanya adalah apakah etika dapat di ajarkan. Para kritikus menekankan bahwa usaha ini tidak berguna karena masyarakat menentukan sistem nilai perorangan mereka sendiri pada saat mereka muda.
AUDIT SOSIAL INDEPENDEN
Kekuatan akan di tangkap dapat di jadikan pencegah utama prilaku tidak etis. Audit sosial indenpenden, yang mengevaluasi keputusan dan praktik manajemen berdasarkan kode etik organisasi, meningkatkan kemungkinan itu. Untuk mempertahankan integritas,audition harus bertanggung jawab kepada dewan direksi perusahaan dan mempersentasikan penemuan mereka secara langsung kepada dewan. Pengaturan ini memberikan kekuatan bagi auditordan mengurangi kesempatan terjadinyan pembalasan bagi mereka yang diaudit.
MEKANISME PROTEKTIF
Karyawan yang menghadapi dilema etika memerlukan mekanisme protektif agar mereka dapat melakukan apa yang benar tanpa takut mendapat balasan, sebuah organisasi dapat menugaskan konselor bagi etika karyawan yang menghadapin dilema etika. Penasehat ini juga dapat menyarankan alternatif yang di amggap benar secara moral.
MASALAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA DI DUNIA MASA KINI
MENGELOLA KEGAGALAN MORAL DAN KEBODOHAN SOSIAL
Bahkan setalah kemarahan publik karena kebrobokan pada era euron, praktik yang tidak bertanggung jawab dan tidak etis oleh manejer dalam berbagai organisasi tidak hilang seperti yang di liat dalam beberapa prilaku yang patut di pertanyakan di perusahaan asa keuangan seperti goldman sachs dan letman brothers. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah apa yang seang terjadi di dalam lubang di berbagainkantor,gudang dan toko.satu survei yang melibatkan lebih dari 5000 pegawai melaporkan bahwa 45 persen pegawai mengakui pernah tertidur di saat bekerja, 22 persen pernah mengatakan bahwa mereka menyebar kabar buruk teman kerjanya,18 persen mengatakan pernah bolos dalam bekerja,2 persen mengatakan pernah mengambil penghargaan temannya.
Comments
Post a Comment