manajer mengambil keputusan-materi pengantar manajement
keputusan merupakan bagian penting dari hidup secara pribadi dan professional. Setiap hari adalah serangkaian keputusan dari yang kecil hingga siknifikan dan segala ukuran diantaranya. Salah satu kunci keberhasilan dalam bidang manajemen dan dalam karier anda adalah mengetahui bagaimana menjadi seorang pengambil keputusan yang efektif. Berikut ini adalah iktisar dari apa yang anda perlu ketahui:
1. Mengetahui, memahami, dan menggunakan proses pengambilan keputusan
2. Mengetahui kapan dan bagaimana menggunakan pengambilan keputusan rasional atau intuitif atau dua-duanya.
3. Mengetahui gaya pengambilan keputusan anda.
4. Mengetahui, mengenali, serta memahami biasa dan kesalahan yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan anda.
Pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen. Itu adalah hal yang dilakukan para manajer (atau yang dicoba dihindari). Dan semua manajer akan suka mengambil keputusan yang baik karena mereka dinilai dari hasil keputusan tersebut. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSANManajer pada semua tingkatan dan semua area di organisasi pasti akan mengambil keputusan. Artinya, mereka membuat pilihan. Sebagai contoh, manajer tingkat atas mengambil keputusan mengenai tujuan organisasinya, dimana menentukan lokasi fasilitas manufaktur, atau pasar baru mana yang akan dimasuki. Manajer tingkat menengah dan bawah mengambil keputusan mengenai jadwal produksi, masalah kualitas produksi, kenaikan gaji, dan disiplin karyawan. Walaupun pengambilan keputusan sering kali di gambarkan sebagai memilih diantara alternatif, pandangan tersebut terlalu menyederhanakan. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Langkah 1: mengidentifikasi sebuah masalah
Tim anda tidak berfungsi, pelanggan anda pergi, atau rencana anda tidak lagi relevan. Setiap keputusan diawali dengan masalah, yaitu perbedaan antara kondisi yang ada dan yang diinginkan. Ingatlah bahwa identifikasi masalah bersifat subjektif. Apa yang di anggap manajer sebagai masalah mungkin tidak dianggap masalah oleh manajer lainnya. Selain itu manajer yang memecahkan masalah yang salah dengan baik sangat mungkin buruknya dengan manajer yang bahkan tidak mengenali suatu masalah dan tidak melalukan apa-apa, mengidewntifikasi masalah secara efektif sangatlah penting, tetapi tidak mudah.Langkah 2: mengidentifikasi kriteria keputusan
Setelah manajer mengidentifikasi masalah, dia harus mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting atau relevan untuk memecahkan masalah. Setiap pengambil keputusan mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Proses pengambilan keputusan:1. Identifikasi masalah
2. Identifikasi kriteria keputusan
3. Alokasi bobot kriteria
4. Pengembangan alternatif
5. Analisis alternatif
6. Pemilihan alternatif
7. Implementasi alternatif
8. Evaluasi efektifitas keputusan
Langkah 3: mengalokasikan bobot pada kriteria
Jika kriteria yang relevan tidak sama arti pentingnya. Pengambil keputusan harus memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam membuat keputusanLangkah 4: mengembangkan alternatif
Langkah ke empat dalam proses pembuatan keputusan mengharuskan pengambil keputusan menyusun daftar alternatif yang dapat memecahkan masalah. Ini merupakan langkah dimana pengambil keputusan harus kreatif.Langkah 5: Menganalisis Alternatif
Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab masing-masing alternatif jawaban. Manajer harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif sebelum membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternatif dapat dilakukan dengan sejumlah cara, misalnya: 1. Menentukan pro dan kontra setiap alternatif 2. Melakukan analisis untung-rugi atas tiap alternatif 3. Mempertimbangkan feasibility (dapatkan dilakukan?), efektivitas (bisakah menyelesaikan masalah?), dan konsekuensi (apa dampaknya secara finansial dan non finansial bagi organisasi).Langkah 6: Memilih Sebuah Alternatif
Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu yang terbaik. Alternatif terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan dan sedikit ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung cepat seperti yang banyak pro-nya ketimbang kontra-nya. Kadang pula, solusi optimal merupakan kombinasi antar alternatif.Langkah 7:Mengimplementasikan Alternatif
Kita tahu bahwa bila orang yang harus mengimplementasikan sebuah keputusan berpartisipasi dalam proses, mereka lebih mungkin mendukungnya ketimbang bila anda hanya memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Hal lain yang mungkin harus dilakukan manajer selama implementasi adalah menilai ulang lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang. Langkah 8: Mengevaluasi Efektivitas Keputusan Evaluasi hasil keputusan untuk melihat apakah masalah telah terpecahkan. Jika evaluasi menunjukkan bahwa masalahnya masih ada. Manajer harus menilai apa yang salah. Manajer Mengambil Keputusan Pengambilan keputusan merupakan halbyang penting terutama bagi manajer, halntersebut merupakan bagian dari keempat fungsi manajerial. Karna itu, para manajer pada saat merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan disebut pengambil keputusan Contoh : karyawan mana yang akan bekerja pada shift berikutnya, informasi apa yang harus dimasukkan kedalam laporan, atau bagaimana mengatasibkeluhan pelanggan.Tiga perspektif tentang bagaimana manajer mengambil keputusan :
1. Rasionalitas
Pengambilan keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis. Masalah yang dihadapi akan menjadi jernih dan tidak mendua, serta pembut keputusan akan mempunyai tujuan yang jelas dan spesifik serta mengetahui semua alternatif yang mungkin dan konsekuensinya. Terakhir, pengambilan keputusan yang rasional akan secara konsisten menghasilkan pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan tersebut.2. Rasionalitas Terikat
Pengambilan keputusan rasionalitas yang baik harus melakukan beberapa hal yaitu, mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan alternatif, mengumpulkan informasi dan bertindak tegas namun bijaksana. Misalnya, anda mengambil jurusan keuangan dan pada saat lulus anda ingin bekerja, terutama sebagai perencana keuangan pribadi, dengan gaji minimal sebesar $ 45.000,- dengan jarak 160 km dari tempat tinggal anda. Anda menerima sebuah tawaran kerja sebagai analisis kredit bisnis-bukan sebagai perencana keuangan pribadi tepatnya, tapi masih dalam bidang keuangan, pada sebuah bank yang jaraknya 80km dari rumah anda dengan gaji awal sebesar $ 42.500,- . Jika anda telah berupaya mencari pekerjaan secara lebih komprehensif, anda akan menemukan pekerjaan sebagai perencana keuangan pribadi di perusahaan perwakilan yang hanya berjarak 25 mil dari rumah anda dengan bergaji awal sebesar $ 45.000,- anda bukan pengambil keputusan rasional yang baik karena anda tidak memaksimalkan keputusan anda dengan mencari semua alternatif yang mungkin dan kemudian memilih yang terbaik.3. Peranan Intuisi
Pengambilan keputusan intuitif adalah pengambilan keputusan pada pengalaman, perasaan dan akumulasi pertimbangan peneliti yang mempelajari penggunaan pengambilan keputusan intuitif dari para manajer telah mengidentifikasi 5 aspek intuisi yang berbeda. Pengambilan keputusan intuitif dapat melengkapi pengambilan keputusn rasional maupun rasional terikat.4. Peran Manajer Berdasarkan Bukti
Pengambilan keputusan manajemen berdasarkan bukti adalah pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara menggunakan bukti-bukti yang relevan yang dapat diandalkan , misal keputusan untuk membeli hadiah ulang tahun seseorang atau memilih mesin cuci baru yang hendak dibeli. Keputusan dan Kondisi Pengambilan Keputusan Jenis keputusan Masalah yang tersktruktur adalah masalah yang bersifat langsung mudah didefenisikan serta diselesaikan contohnya ketika pelanggan mengembalikan barang yang dibeli ketoko, ketika pemasok terlambat mengirim item yang penting, respontif pemberitaan terhadap kejadian yang menggemparkan atau penanganan universitas terhadap mahasiswa yang ingin membatalkan suatu kelas. Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang berulang yang dapt ditangani dengan menggunakan pendekatan rutin atau kebiasaan. Karena masalahnya telah terstruktur, manajer tidak akan menghadapi kesulitan dan membuang waktu terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Prosedur adalah serangkaian langkah berurutan yang digunakan manajer untuk merespon masalah terstruktur dengan baik. Peraturan adalah pernyataan eksplisit yang memberi tahu manajer apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Peraturan ini seing digunakan karena mudah diikuti dan memastikan konsistensi. Sebagai contoh, peraturan mengenai keterlambatan dan absensi memungkinkan penyedia membuat keputusan disipliner dengan cepat dan adil. Jenis keputusan terprogram yang ketiga adalah kebijakan, yang merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan. Berlawanan dengan peraturan, kebijakan menciptakan parameter umum bagi pengambil keputusan dan menyatakan secara spesifik apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Berikut adalah beberapa sampel pernyataan kebijakan: • Pelanggan selalu didahulukan dan harus selalu dipuaskan. • Kami mempromosikan dari dalam apabila memungkinkan. • Gaji karyawan selalu kompetitif dalam standar komunitas. Perhatikan bahwa istilah dipuaskan, apabila memungkinkan dan kompetitif membutuhkan interpretasi. Sebagai contoh, kebijakan membayar upah kompetitif tidak perlu memberitahu manajer sumber daya manusia perusahaan jumlah pasti yang harus dia bayarkan, tetapi memandu mereka dalam mengambil keputusan. MASALAH TAK TERSTRUKTUR DAN KEPUTUSAN TAK TERPROGRAM. Tidak semua masalah yang dihadapi manajer dapat dipecahkan dengan mengggunakan keputusan terprogram. Banyak situasi yang dihadapi organisasi melibatkan masalah tak terstruktur, yang merupakan masalah baru atau tidak biasa dan yang informasinya tidak jelas atau tidak lengkap. Demikian juga dengan masalah yang dihadapi manajer restoran di Porland, yang harus memutuskan bagaimana memodifikasi bisnisnya untuk menaati larangan aturan baru. Keputusan tak terprogram bersifat unik dan tidak berulang serta melibatkan solusi yang disesuaikan. Karakteristik Keputusan Terprogram Keputusan Tak Terprogram Jenis Masalah Terstruktur Tak Terstruktur Tingkatan Manajerial Tingkat bawah Tingkat atas Frekuensi Berulang, rutin Baru, tidak biasa Informasi Tersedia langsung Ambigu atau tidak lengkap Tujuan Jelas, spesifik Tidak jelas Kerangka waktu solusi Pendek Relatif panjang Solusi tergantung pada Prosedur, peraturan, kebijakan Pertimbangan dan kreativitas Kondisi Pengambilan Keputusan Ketika mengambil keputusan, manajer mungkin menghadapi 3 kondisi yang berbeda: • Kepastian • Risiko • Dan tidak kepastian Kepastian: Situasi yang ideal untuk membuat keputusan adalah kepastian, yaitu situasi dimana manajer dapat membuat keputusan yang akurat karena hasil dari setiap alternatif sudah diketahui. Sebagai contoh, ketika bendahara negara bagian Wyoming memutuskan dimana dimana ia akan mendepositokan kelebihan dana negara bagian, ia mengetahui dengan pasti suku bangsa yang ditawarkan oleh setiap bank dan jumlah yang akan diperoleh atas dana ia tersebut. Risiko :Situasi yang jauh lebih umum ketimbang pengambilan keputusan menurut kepastian adalah risiko, yaitu kondisi dimana pengambil keputusan dapat mengestimasikan kemungkinan hasil yang pasti. Menurut risiko, manajer mempunyai data historis dari pengalaman pribadi di masa lalu atau informasi sekunder yang memperbolehkan mereka menempatkan kemungkinan pada alternatif yang berbeda. Misalkan anda mengelola sebuah resor ski di Colorado dan anda berniat menambah sebuah lift. Sudah pasti keputusan anda akan dipengaruhi oleh pendapatan tambahan yang dapat dihasilkan lift baru tersebut. Ketidakpastian : Apakah yang terjadi bila anda menghadapi sebuah keputusan dan anda tidak pasti mengenai hasilnya dan bahkan tidak dapat mengestimasi probabilitas yang masuk akal? Kami menyebut kondisi ini ketidakpastian. Manajer menghadapi situasi pengambilan keputusan yang tidak pasti. Dalam kondisi tersenut, pilihan alternatif dipengaruhi oleh terbatasnya informasi yang tersedia dan orientasi psikologi dan pengambil keputusan. Manjer pemasaran visa telah menetukan 4 strategi yang mungkin untuk mempromosikan kartu Visa diseluruh Pantai Barat AS. Manajer pemasaran itu juga mengetahui bahwa kompetitor utamanya. GAYA Pengambilan Keputusan 1. Gaya Berpikir Linear Dicirikan oleh preferensi orang untuk menggunakan data dan fakta eksternal serta memproses informasi secara rasional, berpikir logis untuk memandu keputusan dan tindakannya. 2. Gaya Berpikir Non linear Dicirikan oleh preferensi atas sumber informasi internal (perasaan dan intuisi) serta memproses informasi dengan pencerahan. Bias dan Kesalahan Pengambilan Keputusan ketika manajer membuat keputusan, mereka tidak hanya menggunakan gayanya sendiri, tetapi juga tidak menggunakan “aturan umum”, atau heuristik, untuk memudahkan pengambilan keputusan. Heuristik berguna karena membantu menjelaskan informasi yang komplek, tidak pasti, dan ambigu atau tidak jelas. Apabila pengambil keputusan cenderung berpikir bahwa mereka tau lebih banyak daripada yang mereka lakukan atau memiliki pandangan positif yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri dan kinerjanya, mereka menunjukan bias terlalu percaya diri. bias grafitasi segera mencerminkan pengambil keputusan yang cenderung menginginkan inbalan segera dan menghindari biaya segera. Ketika pengambil keputusan mengorganisasikan dan menginterpretasikan kejadian secara selektif berdasarkan persepsinya yang bias, mereka menggunakan bias persepsi selektif. Pengmbil keputusan yang mencari informasi yang menegaskan lagi pilihannya yang lalu dan mengurangi informasi yang bertolak belakang dengan penilaian di masa lalu. Menunjukkan bias konfirmasi. Bias ketersediaan menyebabkan pengambilan keputusan cenderung mengingat kejadian terakhir dan yang terpatri jelas di benak mereka. Ketika pengambil keputusan menilai kemungkinan terjadinya sebuah kejadian berdasarkan seberapa mirip hal itu dengan kejadian yang lain atau serangkaian kejadian ini merupakan bias representasi. Bias ketidakteraturan timbul apabila pengambil keputusan mencoba mencari arti dari kejadian yang bersifat acak. Pengambil keputusan yang cepat merasa bangga atas keberhasilannya dan menyalahhkan kegagalan pada faktor dari luar menunjukan bias melayani diri sendiri. bias pengamatan adalah kecendrungan pengambil keputusan untuk melakukan kesalahan karena percaya bahwa setelah hasilnya diketahui, mereka dapat secara akurat memprediksikan hasil dari suatu kejadian.
Comments
Post a Comment