Contoh Resensi Buku Fiksi : Merindu Baginda Nabi - Habiburrahaman El Shirazy
Judul : Merindu Baginda Nabi
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika Penerbit
Jumlah Halaman : 176 Halaman
Novel ini mengisahkan tentang seorang anak yang ditinggalkan oleh ibu kandung nya didalam kardus di dekat tong sampah. Seketika itu, ia ditemukan oleh mbah tentrem sebelum hujan turun. Kemudian mbah tentrem membawa anak itu ke rumah imam masjid. Banyak orang yang berebut ingin merawatnya. Namun mbah tentrem bersikukuh bahwa dia ingin merawat anak tersebut, dengan alasan bahwa dia yang menemukan anak tersebut. Setelah 2 bulan lamanya anak tersebut dirawat oleh mbah tentrem, hingga akhirnya Buk sal dan Paknur datang. Mereka merupakan sepasang suami istri yang sudah 8 tahun menikah, namun belum dikarunia anak. Pak nur dan bu Sal memohon kepada mbah tentrem agar diizinkan untuk merawat anak yang bernama dipah tersebut. Hingga akhirnya mbah tentrem luluh dan memberikan hak asuh Dipah kepada Pak Nur dan Bu Sal. Satu bulan setelah Dipah dirawat oleh Pak Nur dan Bu Sal, Mbah Tentrem meninggal dunia. Gadis yang akrab disapa dengan panggilan Rifa itu sedang duduk di pesawat menuju Indonesia dari kota San Jose, sebuah kota kecil di dekat San Fransisco, Amerika. Sudah 8 bulan lamanya ia tinggal di Kota itu, karena ia mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar di kota itu.
Di Amerika, ia mendapat keluarga angkat, keluarga dari tuan bill dan nyonya Barbara. Mereka memiliki 2 orang putri yang bernama Victoria dan Fiona. Fiona seumuran dengannya, oleh karena itu ia dapat berteman baik dengan Fiona. Fiona yang mengetahui Rifa merupakan seorang muslimah berusaha mencari tahu makanan apa yang halal dan tidak bagi Rifa dan memberi tahu ibunya makanan apa yang tidak boleh dimakan Rifa, sehingga makanan yang dimakan Rifa selama di San Jose merupakan makanan yang halal. Selama bersekolah di San Jose, Rifa sekelas dengan Fiona dan Louise. Berbagai prestasi telah diukir oleh Rifa disekolah itu. Salah satunya adalah memenangkan olimpiade matematika.
Sekembalinya ke sekolah di malang, rifa melanjutkan sekolah seperti biasa. Arum, teman sekelas Rifa yang selalu merasa kalah saing dengan Rifa, berupaya untuk menjatuhkan Rifa dan mencari kesalahan Rifa. Namun Rifa selalu dapat mengatasi hal tersebut dengan bijak. Berbagai kejahatan dilakukan oleh Arum dan dibantu oleh Tiwi yang selalu membakar rasa benci Arum pada Rifa. Arum selalu mencari masalah dan jahat pada rifa. Hingga pada suatu hari, Rifa kecelakaan yang membuat kakinya lumpuh. Hal itu membuatnya melewatkan ujian nasional di SMA 33 Malang. Sekolah sudah menawari Rifa untuk mengikuti ujian nasional susulan, namun Rifa menolak. Teman-temannya sudah melanjutkna pendidikan ke luar negeri, namun Rifa memilih untuk mengajar santri di pondok pesantren. Hingga tibalah buk ririn dan beberapa prof di jerman yang menawarkan pengobatan untuk Rifa. Setelah mendiskusikan dengan ibunya, Rifa menerima tawaran itu dan menjalani pengobatan di Jerman. Pengobatan tersebut berjalan lancar, sehingga Rifa dapat pulih dan kembali normal. Saat itu juga, dia menerima permintaan maaf dari Tiwi serta pengakuan bahwa penyebat kelumpuhan Rifa adalah Tiwi dan Arum. Tiwi juga menceritakan musibah yang dialami Arum beserta keluarganya. Rifa berduka akan hal tersebut dan memaafkan Tiwi beserta Arum.
Setelah satu persatu masalah terselesaikan, akhirnya Rifa bersedia mengikuti ujian nasional dan melanjutkan studi di Jerman bersama bu Ririn.
Comments
Post a Comment